Pasuruan, SuaraRakyat62.com
Kota Pasuruan kembali mencetak sejarah lewat cabang olahraga Mixed Martial Arts (MMA). Atlet muda dari IBCA MMA Camp Sasana Cynus berhasil menyabet medali emas dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025 yang digelar di Malang pada 21–24 Juni.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Atlet Kota Pasuruan Sabet Emas di Porprov Jatim, KONI Dicibir Tak Hadir Saat Penghargaan

Adalah Regita Cahya Kirana, atlet muda berbakat yang merebut medali emas di kelas 56,7kg kategori junior. Ini menjadi emas pertama Kota Pasuruan dalam sejarah keikutsertaannya di cabang MMA Porprov Jatim.

Tak hanya itu, sasana yang sama juga menyumbangkan medali lainnya:

  1. Afiska Maulidyah: Perak (45kg Junior)
  2. Annisa Nala Maulidiah: Perunggu (56,7kg Senior)
  3. Nur Alam Alighozi: Perunggu (61,2kg Senior)
  4. Afrizal Bagas Prasetyo: Perunggu (48kg Senior)

Namun, kemenangan ini sedikit tercoreng oleh absennya pengurus KONI Kota Pasuruan saat momen penting penyerahan medali. Atlet dan pelatih menyampaikan kekecewaannya atas minimnya apresiasi dari pihak terkait.

“KONI hanya hadir saat final, ambil dokumentasi, lalu pergi. Saat momen penghargaan, tak satu pun yang mendampingi kami,” ungkap salah satu atlet.

Pelatih utama Sasana Cynus, Frenky Sutedjo, menyayangkan sikap tersebut. Ia menegaskan bahwa kehadiran KONI saat penyerahan medali bukan sekadar formalitas, tetapi bentuk penghormatan atas kerja keras para atlet.

“Kami bukan hanya meraih medali, kami mengharumkan nama kota ini. Tapi penghargaan itu tak datang dari orang yang seharusnya hadir,” tegasnya.

Frenky juga mengingatkan bahwa Sasana Cynus telah menjadi tulang punggung prestasi olahraga Kota Pasuruan selama empat Porprov terakhir. Tak hanya dari MMA, tapi juga melalui cabang Wushu Sanda yang kali ini menyumbang dua medali emas dan satu perunggu melalui atlet Robiatul Adawiyah dan Alex Irawan.

Ia berharap Pemerintah Daerah dan KONI Kota Pasuruan memberikan perhatian lebih, baik dalam hal pembinaan, fasilitas, maupun kesejahteraan atlet jangka panjang.

Meski tanpa pendampingan resmi saat momen puncak, para atlet tetap membuktikan bahwa semangat juang mereka tak tergantung pada sorotan kamera. Prestasi ini tetap menjadi kebanggaan warga Kota Pasuruan.

 

Pewarta ; Tim