
Ende – Suararakyat62.com
Dinas pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende, NTT melarang lalu lintas ternak babi untuk sementara.
Distribusi daging babi dan produk olahan dari ternak babi antar kecamatan maupun ke luar wilayah Kabupaten Ende, pun juga dilarang.
Hanya babi atau produk babi yang dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang di perbolehkan untuk di pindahkan.
Plt Kadis Pertanian Ende, Ibrahim Gadir Dean, mengatakan, hal itu sebagai upaya mencegah penyebaran virus Demam Babi Afrika (ASF), di Kabupaten Ende. Pada Rabu, 26/02/2025.
Sebab pemeriksaan terhadap 808 sampel darah babi mati mendadak, yang dikirim ke laboratorium veteriner Denpasar, Bali beberapa waktu lalu. Menyatakan bahwa Enam sampel darah babi positif terjangkit ASF.
Enam sampel yang positif ASF itu, masing-masing berasal dari tiga lokasi berbeda.
Dua sampel dari Kelurahan Paupire, Kecamatan Ende Tengah; dua sampel dari Desa Wolotolo, Kecamatan Detusoko dan dua sampel lainnya dari Desa Wolotopo, Kecamatan Ndona.
Kata Ibrahim, untuk membatasi penyebaran ASF, Distan Ende juga menetapkan beberapa langkah pengendalian.
“Kami telah menetapkan beberapa langkah pengendalian dan pencegahan yang harus segera dilaksanakan, antara lain desinfeksi massal yakni melakukan desinfeksi pada area yang terinfeksi untuk membatasi penyebaran virus ke ternak lain,” Ungkap Gadir.
Temuan itu memperkuat dugaan bahwa penyakit ASF sedang melanda daerah tersebut, dan menyebabkan kekhawatiran di kalangan peternak lokal dan masyarakat.
Sementara, kematian di enam kecamatan lain seperti Kecamatan Detusoko, Ndona, Maukaro, Wewaria, Maurole, dan Ende Tengah dalam pantauan petugas kesehatan hewan.
Langah Pencegahan
Dia mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan sisa makanan rumah tangga yang mengandung unsur babi kepada ternak.
Tidak memasak pakan lokal selama minimal satu jam dan memastikan pakan tidak mengandung bahan dari babi. Serta menjaga kebersihan kandang, peralatan, dan rutin melakukan pembersihan dengan desinfektan.
Harapannya juga, agar Peternak memberi pakan berkualitas dengan suplemen yang cukup untuk menjaga kesehatan ternak mereka. Dan, tidak membeli babi atau produk olahan babi dari sumber yang tidak jelas status kesehatannya.
Selain itu juga, membatasi akses orang, barang, dan hewan ke kandang. serta mengenakan sepatu boot dan pakaian khusus jika memasuki kandang.
Dia meminta masyarakat untuk segera membuang bangkai babi dan tidak membuangnya di sembarang tempat.
Pihaknya berharap agar masyarakat, peternak, dan seluruh pihak terkait bekerja sama untuk mengendalikan wabah ASF
Penulis : Albert