Surabaya, SuaraRakyat62.com – Puluhan aktivis Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) dari berbagai kota dan kabupaten di Jawa Timur mengikuti Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kudatuli dan Jalan Panjang Demokrasi Indonesia”, yang digelar di Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Surabaya, Minggu (27/5/2025).

Diskusi ini menggali kembali makna mendalam dari peristiwa Kudatuli (Kerusuhan 27 Juli 1996), sebagai tonggak penting transisi dari rezim otoriter menuju era demokrasi. Kudatuli bukan sekadar luka sejarah, tetapi api perjuangan yang membakar semangat perlawanan terhadap tirani.
Ketua DPD Repdem Jawa Timur, Machfud Husairi, menyampaikan bahwa demokrasi yang kini dinikmati rakyat Indonesia adalah hasil perjuangan panjang, bukan pemberian kekuasaan.

“Demokrasi bukan hadiah dari penguasa, tapi hasil keringat, darah, dan air mata rakyat. Kudatuli adalah bukti bagaimana perjuangan dibayar mahal oleh rakyat yang menolak tunduk pada tirani,” tegas Machfud, yang juga aktivis 98 dan kini menjabat sebagai anggota DPRD Kota Pasuruan.
Machfud menambahkan, generasi hari ini tidak boleh melupakan Kudatuli. “Kita hadir di sini bukan hanya untuk mengenang, tapi untuk mewarisi dan melanjutkan semangat perjuangan itu demi menjaga demokrasi tetap hidup,” ujarnya.
Sementara itu, pengurus DPN Repdem, Abdi Edison, menekankan bahwa kelahiran Repdem tak lepas dari semangat membela wong cilik dan melawan ketidakadilan struktural.
“Repdem lahir dari rahim perjuangan rakyat kecil. Kudatuli adalah simbol keberanian rakyat melawan represi. Semangat ini harus terus dijaga agar demokrasi tak lagi dikorbankan demi ambisi segelintir elite,” kata Abdi.
Peristiwa Kudatuli berawal dari konflik internal PDI pasca-terpilihnya Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum dalam Kongres Luar Biasa Surabaya tahun 1993, yang tidak diakui oleh rezim saat itu. Situasi memanas hingga terjadi kongres tandingan di Medan, dan berujung pada penyerangan brutal kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta pada 27 Juli 1996.

Kerusuhan tersebut menyebabkan korban jiwa, luka-luka, serta sejumlah aktivis hilang hingga kini belum ditemukan. Kudatuli menjadi salah satu titik balik penting menuju runtuhnya rezim Orde Baru dan lahirnya era reformasi.
Melalui FGD ini, Repdem menyerukan agar semangat perjuangan rakyat dalam Kudatuli dijaga, dirawat, dan diwariskan kepada generasi muda agar demokrasi tak kembali direnggut oleh kekuasaan yang lupa pada rakyat.
Pewarta ; Ani




