Surabaya – Suararakyat62.com – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memberikan apresiasi kepada insan budaya dan pariwisata Jatim Tahun 2025 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (26/3/2025). Agenda ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan apresiasi kepada para seniman di Jatim atas dedikasi dan kontribusinya untuk lebih bekerja dan berekspresi dalam rangka kemajuan kebudayaan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Khofifah Apresiasi Insan Budaya dan Pariwisata Jatim 2025

Apresiasi diberikan kepada 1.000 orang seniman, tunjangan kehormatan kepada 148 orang juru pelihara dan empowerment and resilience desa kepada empat desa wisata. Dalam agenda ini juga dilakukan peluncuran kalender wisata unggulan Jatim Tahun 2025 kepada perwakilan pelaku usaha pariwisata, media, dan asosiasi.

Potensi Budaya dan Pariwisata Ditingkatkan

Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menyampaikan, masih banyak potensi budaya dan pariwisata yang masih perlu ditingkatkan di Jawa Timur ini untuk menuju pariwisata berkelanjutan. Namun, apresiasi perlu diberikan kepada pelaku seni dan pelestari budaya maupun pemelihara cagar wisata di Jawa Timur untuk memotivasi mereka terus melestarikan budaya daerah.

“Apresiasi ini merupakan bagian cara kami dari Pemprov Jatim menghargai dedikasi dan inovasi kreatifitas para pelaku seni budaya dan pariwisata di Jawa Timur. Mari kita sama-sama melestarikan dan menjaga budaya, karena menjaga budaya berarti menjaga peradaban bangsa,” jelas Khofifah.

Kampung Topeng di Malang 

Lebih lanjut, Khofifah menceritakan ketika dirinya masih di Kementerian Sosial dulu. Ia mencoba memaksimalkan layanan kepada masyarakat yang ada di Jawa Timur. Dan saat ini mendapatkan tempat di Kota Malang, pihaknya menginisiasi kelompok Gepeng atau Gelandangan Pengemis menjadi masyarakat yang melakukan kreativitas menciptakan produk seni melalui kampung topeng.

“Dari Gepeng ke kampung Topeng. Dan untuk itu saya kesana berkali-kali. Dalam merubah kultur dari yang agak sembrono menjadi agak kreatif. Dari yang mungkin bisa saja sehari tidak mandi, menjadi harus mandi paling tidak dua kali,” ucap Khofifah.

Dengan adanya pemberdayaan Kampung Topeng tersebut, Khofifah menyebutkan, wilayah tersebut bisa menjadi destinasi wisata yang indah.

“Anak-anak bisa menjadikan itu pembelajaran. Karena hanya dengan Rp15.000 waktu itu mereka bisa membuat Topeng. Mulai gantungan kunci dan seterusnya. Karena kampung Topeng itu sebetulnya berangkat dari saudara-saudara kita yang masuk kategori Gepeng, atau gelandangan pengemis. Ketika saya di Kementerian Sosial, saya punya tekad yang sangat kuat untuk bisa membangun dunia bagi mereka. Salah satunya di Malang,” ujar Khofifah.

Strategi Bagi Wisatawan di Jawa Timur

Supaya para wisatawan di Jawa Timur itu meningkat, Khofifah mengingatkan, perlu adanya strategi yang efektif. Selain itu, strategi tersebut diperlukan agar para wisatawan juga betah berlama-lama berwisata di Jatim.

Gubernur Jatim, Khofifah saat menerima topeng Panji Sekar Saji dari seniman Jatim, di Gedung negara Grahadi, Surabaya, Rabu (26/3/2025). Foto : Ig Khofifah

“Supaya para wisatawan itu bisa setidaknya betah berwisata dua hari di Jawa Timur, saya menyampaikan bahwa berbagai hotel bintang itu harus dikonsep senyaman mungkin layaknya rumah,” kata Khofifah.

Oleh karenanya, menurut Khofifah, ada potensi yang perlu diciptakan dan dikemas semenarik mungkin untuk menarik wisatawan. Sehingga, para pendatang atau pengunjung Jawa Timur, yang mungkin awalnya tidak berwisata atau hanya rapat bisnis ke luar kota. Mereka jadi berlama-lama di Jawa Timur karena tertarik dengan destinasi wisata di Jatim.

Maka, untuk menarik wisatawan tersebut, Khofifah menyebutkan perlu adanya penampilan menarik dari para seniman di destinasi wisata untuk menarik pengunjung lebih banyak dan lebih lama berwisata di Jawa Timur.

“Kita sudah mencoba dan saya punya bayangan bahwa ini bisa menjadi pentas seperti sebuah pentas besar. Yang itu bisa bertahan temanya sampai lebih 10 tahun seperti yang ada di New York. Atau yang ada di Sydney. Mereka punya pentas yang indah sekali. Kita pernah mencoba itu dan kita uji-cobanya di Grand City waktu itu. Indah sekali. Menurut saya ini adalah sebuah pentas yang tidak mudah,” papar Khofifah.

“Hal ini bisa di-create oleh seniman-seniman di luar Jawa Timur. Tapi rupanya ada kendala gedung dan harus ada investor karena kalau ini tidak bisa dengan api gedung. Terlalu mahal kalau pentas itu harus dilakukan setiap minggu pisahnya, apalagi setiap hari. Jadi apa yang sudah kita inventarisir, yang memungkinkan ini bisa menjadi tontonan sekali-sekali. Bagaimana indahnya sebuah peta budaya di Jepang. Kita pun sudah mencoba melakukan,” sambung Khofifah.

Menjaga Seni Budaya, Menjaga Peradaban

Bentuk apresiasi seperti ini, bagi Khofifah hanyalah sebagai simbol dan wujud Pemprov Jatim dalam motivasi insan budaya dan pariwisata Jawa Timur. Dikatakannya, membuat seni kontemporer yang luar biasa, pasti tidak mudah, oleh karena itu penghormatan kepada seniman dan budayawan tentu diperlukan.

“Bukan apresiasi seperti ini sebetulnya, tapi bahwa ini sebagai bagian cara kami (Pemprov Jatim) bersama, bahwa anda semua telah memberikan dedikasi inovasi kreatifitas yang luar biasa. Menjaga budaya dan peradaban kita, berarti menjaga peradaban bangsa. Ini PR-PR yang sedang kita identifikasi, terutama bagaimana menyiapkan sebuah pentas budaya. Maka mari bersama kita melestarikan budaya dan merawat cagar wisata bersama,” kata Khofifah.

Diketahui, agenda ini merupakan wujud salah satu program Pemprov Jatim dalam Nawa Bhakti Satya, untuk kebudayaan di Jatim yang harus terus dilestarikan. Diharapkan, dengan agenda ini semoga pariwisata berkelanjutan dapat terwujud, dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.

Selain itu, guna mendukung pariwisata di Jatim, turut dilakukan pembagian 150 voucher gratis ke Wisata Atlantis Land Surabaya kepada pondok pesantren, yayasan yatim piatu, dan seniman Jatim.

 

Sumber ; Kominfo Jatim

Pewarta ; Ani