Blitar, SuaraRakyat62.com — Haul ke 55 Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno (Bung Karno) yang digelar di Kompleks Makam Bung Karno, Kota Blitar, Sabtu (21/6/2025), menjadi momen istimewa yang sarat makna. Peringatan tahun ini terasa berbeda karena bertepatan dengan pencabutan TAP MPRS No. 33/MPRS/1967 oleh MPR RI, yang selama lebih dari lima dekade menjadi dasar pencabutan kekuasaan Bung Karno pasca peristiwa G30S 1965.

Scroll Untuk Lanjut Membaca
Haul Bung Karno Jadi Momentum Pemulihan Martabat Sejarah

Ketua DPP PDI Perjuangan, MH Said Abdullah, yang hadir mewakili pihak keluarga Bung Karno, menyampaikan bahwa pencabutan TAP MPRS tersebut bukan hanya langkah legal-formal, tetapi juga langkah moral dalam rangka mengembalikan martabat sejarah bangsa Indonesia.

“Ini bukan sekadar keputusan formal lembaga tinggi negara. Ini adalah upaya mengembalikan martabat bangsa dan meluruskan narasi sejarah yang selama ini keliru. Bung Karno adalah pemimpin sejati yang memperjuangkan kemerdekaan, keadilan, dan kedaulatan rakyat,” tegas Said.

MH Said Abdullah, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur

Menurut Said, pencabutan TAP MPRS 33/1967 menandai berakhirnya 57 tahun 7 bulan ketidakadilan sejarah terhadap Bung Karno, tokoh proklamator, penggali Pancasila, Presiden pertama RI, dan pelopor Gerakan Non-Blok. Ia juga menegaskan bahwa Bung Karno bukan hanya milik bangsa Indonesia, tetapi juga simbol perlawanan bangsa-bangsa tertindas di dunia.

“Bung Karno adalah motor pembebasan dunia dari kolonialisme, pelopor Konferensi Asia-Afrika, dan penggerak lahirnya Dasasila Bandung yang menjadi cikal bakal Gerakan Non-Blok,” tambah politisi asal Sumenep, Madura tersebut.

Rangkaian haul Bung Karno ke-55 juga diisi dengan berbagai kegiatan religius dan budaya, seperti tausiah kebangsaan, doa bersama, dan pentas seni tradisional bertema perjuangan dan nasionalisme. Masyarakat tampak memadati kompleks makam sejak pagi. Ribuan orang dari berbagai daerah datang untuk mengikuti ziarah kebangsaan.

Acara ini juga dihadiri sejumlah tokoh nasional, ulama, dan pejabat negara. Menteri Agama RI KH Nasaruddin Umar turut menyampaikan tausiah kebangsaan yang menggugah kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan pemikiran dan semangat perjuangan Bung Karno.

Suasana penuh khidmat dan semangat nasionalisme mewarnai acara haul. Masyarakat dan para tokoh menyambut baik pencabutan TAP MPRS sebagai bentuk rekonsiliasi sejarah dan pengakuan terhadap kontribusi Bung Karno yang luar biasa bagi bangsa dan dunia.

 

Penulis ; Wahyuni

Sumber ; PDI Perjuangan Jatim